Menetapkan Tujuan Pemasaran Online dan Offline
Info Bisnis Tren Bisnis

Tips Menggabungkan Pemasaran Online dan Offline Bisnis Anda

Menggabungkan teknik pemasaran online dan offline adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk meningkatkan revenue perusahaan. Strategi online dan offline yang dijalankan bersama bisa memaksimalkan pengalaman pelanggan. Bisnis bisa melayani banyak segmen pelanggan tanpa batasan. Semakin mudah produk dan jasa dijangkau, maka semakin besar potensi pendapatan yang akan diterima.

Teknik pemasaran online yang paling sering digunakan adalah Pay per Click (PPC), iklan online di media sosial, content marketing, dan iklan di search engine. Sedangkan, teknik pemasaran offline yang sering digunakan adalah iklan di media konvensional (TV, surat kabar, dan radio), promosi door to door, program diskon di toko fisik, dan telemarketing. Setiap perusahaan biasanya condong ke salah satu teknik pemasaran karena menyesuaikan dengan target konsumennya.

Ketimbang fokus ke salah satu teknik pemasaran, banyak perusahaan global besar di dunia menggabungkan pemasaran online dan offline. Tujuannya untuk meningkatkan awareness calon pelanggan pada brand mereka. Semakin banyak channel penjualan yang digunakan juga berdampak positif ke penjualan. Akses ke produk dan jasa yang lebih luas berpotensi meningkatkan profit perusahaan.

Pemasaran Online vs Offline, Mana yang Lebih Bagus ?

Kelebihan Pemasaran Online

Pemasaran online lebih hemat biaya dan mudah dilacak keberhasilannya. Iklan yang dipasang di search engine atau media sosial bisa ditargetkan langsung ke calon konsumen yang tepat. Anda bisa ubah target konsumen sesuai jenis produk dan jasa yang dijual. Sangat cocok untuk perusahaan yang menjual banyak produk dan layanan dengan target konsumen berbeda-beda.

Bisnis Anda bisa ubah target iklan secara real time jika dirasa iklan yang sedang berjalan kurang maksimal. Konten iklan bisa dimodifikasi sekreatif mungkin agar menarik perhatian. Hal yang menarik dari pemasaran online adalah hasil dari iklan bisa langsung dilihat keberhasilannya. Anda bisa cek berapa banyak konsumen yang melakukan konversi secara online.

Kelebihan Pemasaran Offline

Pemasaran offline dengan media tradisional sampai saat ini masih sangat efektif. Walaupun menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa pada 2024 sebanyak 79.5% penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet, namun media tradisional masih sangat bagus untuk menjangkau audiens lebih luas. Secara singkat, Anda bisa meningkatkan brand awareness ke konsume di seluruh wilayah Indonesia tanpa membedakan segmennya.

Perusahaan Anda bisa mengkomunikasikan nilai dan identitas merk Anda secara efektif. Jika iklan terus menerus disiarkan, akan melekat di benak konsumen lebih lama dibanding iklan online. Namun, tantangan dalam iklan offline adalah durasinya singkat. Anda harus cermat mengemas informasi secara singkat, padat, dan jelas. Biaya yang harus dikeluarkan juga lebih mahal.

Kisaran biaya iklan per 30 detik di Daytime mulai dari Rp 15 juta sampai Rp 50 juta. Sedangkan, untuk Primetime harganya mulai dari Rp 65 juta sampai 150 juta. Harga bisa lebih murah atau mahal tergantung stasiun TV. Harga bisa lebih mahal jika ditayangkan saat acara TV yang memiliki rating tinggi.

Cara Memadukan Kampanye Online dan Offline

Berikut ini 7 cara menggabungkan pemasaran online dan offline dan manfaat yang Anda dapatkan:

1. Cari Tahu Tujuan Akhir yang Ingin Dicapai

Menggabungkan pemasaran online dan offline memberi pengalaman yang lebih baik ke para audiens. Sebelum itu, Anda harus mencari tahu tujuan akhir apa yang ingin dicapai. Jika Anda ingin meningkatkan brand awareness, jalankan promosi online dan offline bersamaan. Dengan begitu, kemanapun konsumen pergi mereka dapat melihat konten promosi kita.

Menetapkan Tujuan Pemasaran Online dan Offline

Jika Anda punya kegiatan offline, promosikan di media tradisional dan langsung ke komunitas. Arahkan audiens untuk cari informasi lengkap di halaman website dan proses registrasi secara online. Cara ini digunakan untuk melihat seefektif apa kegiatan pemasaran yang Anda lakukan. Pemasaran online lebih mudah di-tracking supaya bisa jadi patokan seberhasil apa program yang dijalankan.

2. Selaraskan Image Brand di Offline dan Online

Supaya hasil pemasaran yang diinginkan tercapai, samakan pesan dan tema desain produk atau jasa di semua channel pemasaran. Pilih gaya bahasa yang sesuai dengan target audiens. Tema desain dan warna bisa disesuaikan identitas perusahaan Anda agar selalu melekat di ingatan konsumen. Selaraskan pesan dan nilai yang didapat oleh konsumen pada desain untuk memberi daya tarik visual yang konsisten.

3. Dorong Pelanggan Transaksi di Online dan Offline

Kehadiran toko online memberi dampak positif pada perusahaan yang selama ini berjualan secara offline. Bisnis Anda bisa mendapat pesanan dari banyak konsumen di seluruh wilayah Indonesia dengan biaya operasional rendah. Sedangkan, toko offline mampu menawarkan pengalaman berbeda di mana pelanggan bisa melihat produk yang diinginkan secara nyata. Baca selengkapnya: Toko Online vs Offline.

Pelanggan Offline Transaksi di Channel Online

Transaksi online dan offline bisa saling berkolaborasi supaya saling menguntungkan. Pelanggan yang jadi target pemasaran offline bisa digiring untuk belanja produk yang diinginkan melalui channel online. Transaksi bisa melalui media sosial atau e-commerce. Begitupun sebaliknya, gunakan iklan media sosial untuk promosikan diskon besar-besaran di toko cabang yang baru dibuka.

4. Manfaatkan User-Generated Content

User-Generated Content (UGC) adalah konten buatan pengguna yang dibuat tanpa biaya dari brand, namun dapat dipublikasikan oleh brand itu sendiri. UGC bisa berbentuk teks, video, gambar, ulasan, testimoni, dan postingan blog atau vlog. Konten yang didapat dari kegiatan pemasaran online bisa dipublikasikan di channel pemasaran offline. Tujuannya untuk memperlihatkan banyaknya konsumen menyukai produk dan jasa Anda ke target audiens yang lebih luas.

5. Pastikan Informasi Google My Business Selalu Diperbarui

Berdasarkan informasi riset dari Google, empat dari lima konsumen menggunakan Google untuk menemukan informasi lokal, seperti: alamat toko, promo terbaru, jam kerja, ketersediaan produk dan jasa, dan petunjuk arah. Kemudian, 50% konsumen yang melakukan penelusuran lokal pada smartphone mengunjungi toko dalam waktu satu hari. 18% di antaranya langsung melakukan transaksi di hari yang sama.

Google My Business untuk Bantu Pemasaran Offline

Pemasaran online bisa memanfaatkan Google My Business untuk memasukan informasi promosi terbaru, produk dan jasa yang dijual, jam operasional, dan lainnya. Promosi yang ditayangkan di Google My Business juga harus dipastikan tersedia di toko Anda. Pastikan karyawan toko Anda memahami promo yang dijalankan, supaya jika ada konsumen yang bertanya bisa langsung dilayani.

6. Tulis Info Media Sosial di Kartu Nama Sampai Kemasan Produk

Supaya channel pemasaran online mendapat banyak audiens, jangan lupa promosikan di kartu nama karyawan, banner promosi offline, iklan media cetak, sampai kemasan produk. Pastikan konsumen tahu di mana mereka bisa mendapatkan informasi promo terbaru saat menggunakan media sosial. Langkah ini dapat memperluas hubungan Anda dengan konsumen dari offline ke online. Meningkatkan peluang lebih banyak konsumen untuk menyukai produk Anda.

Tantangan dan Cara Mengatasinya

Menjaga Konsisten Pesan ke Konsumen

Tantangan yang umum ditemukan saat mengintegrasikan pemasaran online dan offline adalah menjaga konsistensi pesan. Kegiatan pemasaran online dan offline seharusnya dipimpin oleh satu orang. Tujuannya agar tidak ada perbedaan interpretasi pesan yang harus disampaikan ke konsumen. Orang ini juga bertanggung jawab membuat panduan dalam menjalankan program pemasaran untuk memastikan semua tim bekerja sesuai dengan pedoman yang ada.

Kesepakatan dalam Mengukur Efektivitas Kampanye

Kampanye pemasaran online dan offline pastinya menggunakan metrik yang berbeda. Namun saat menggabungkan dua jenis pemasaran ini alat ukur yang digunakan jadi membingungkan. Alasannya karena kegiatan offline dipakai untuk membantu kampanye online, dan begitupun sebaliknya.

Terkadang alat analitik online sulit disepakati untuk jadi tolok ukur efektivitas kampanye offline. Namun, pada akhirnya harus ada kesepakatan mengenai tools apa yang harus dipakai untuk mengukur efektivitas kampanye. Anda bisa mulai dari merunut alur kegiatan kampanye, hasil apa yang diharapkan? Pertumbuhan engagement media sosial yang positif atau peningkatan revenue dari kegiatan offline.

Anggaran dan Sumber Daya yang Terbatas

Mengintegrasikan channel online dan offline membutuhkan tenaga kerja dan anggaran yang besar. Belum lagi, biaya yang dikeluarkan untuk beriklan di media tradisional yang mahal. Analisa dan menerjemahkan data dari media sosial membutuhkan jasa Social Media Specialist. Anda juga butuh investasi ke tools atau teknologi tambahan yang membutuhkan budget khusus. Solusi yang cukup efektif adalah membuat anggaran terperinci dan realistis dengan memprioritaskan investasi pada strategi dan tools yang dapat mendatangkan return on investment (ROI) terbaik.

Solusi Efektif Integrasi Pemasaran Online dan Offline

Software ERP adalah tools yang sangat bermanfaat untuk membantu menggabungkan pemasaran online dan offline. Dengan bantuan software ini, Anda bisa gunakan fungsi CRM (Customer Relationship Management) pada ERP untuk membantu kumpulkan wawasan tentang kebutuhan pelanggan dengan menggabungkan data dari online dan offline. Dengan data yang dikelola ERP, Anda bisa memutuskan aktivitas pemasaran apa yang akan dijalankan, kapan dijalankan, dan siapa target konsumennya. Cari tahu lebih lanjut di: Software ERP untuk Retail.

Leave a Reply