Sobat B’Nerz yang sedang merencanakan untuk berinvestasi mungkin bisa memilih saham sebagai salah satu instrumen untuk berinvestasi. Belajar investasi saham tidak sekedar beli diharga murah dan jual diharga tinggi lohh. Lalu, bagaimana cara belajar saham dari nol? Kali ini Bhinneka akan membahas tips belajar investasi saham untuk pemula.
Selamat membaca B’Nerz!
Belajar Investasi Saham
Investasi apa yang cocok untuk pemula? salah satu instrumen investasi yang bisa dicoba oleh pemula adalah saham. Belajar investasi saham sekarang sudah sangat mudah. Untuk memulai berinvestasi di instrumen saham juga tidak memerlukan modal yang besar.
Berapa minimal investasi saham? Untuk berinvestasi di instrumen saham hanya butuh modal awal 100 ribu rupiah sobat B’Nerz sudah bisa mulai berinvestasi di instrumen saham. Apa itu investasi saham? Investasi saham adalah kegiatan mengelola asset/harta dalam bentuk saham. Tujuan dari investasi saham adalah memperoleh keuntungan berupa capital gain dan dividen.
Apa itu capital gain? Capital gain adalah selisih harga dari transaksi jual-beli saham. Misal Anda membeli saham dengan harga 50.000 dan menjualnya dengan harga 55.000 maka, Anda telah mendapatkan Capital gain sebesar 5.000.
Apa itu dividen? Dividen adalah pembagian keuntungan dari perusahaan kepada pemegang saham. Perusahaan biasanya membagikan dividen satu sampai dua kali dalam setahun. Namun, dalam beberapa kasus terkadang perusahaan tidak membagikan dividen sama sekali.
Untuk meningkatkan cuan atau keuntungan dalam berinvestasi diinstrumen saham, berikut 8 tips yang bisa sobat B’Nerz jadikan referensi.
Baca Juga: Perbedaan PT Terbuka dan PT Tertutup
8 Tips Investasi untuk Pemula di Instrumen Saham
1. Kenali dan Pilih Sekuritas Terpercaya
Perusahaan sekuritas adalah mereka yang akan menjembatani investor untuk melakukan kegiatan transaksi perdagangan instrumen saham. Membuat akun sekuritas sama seperti membuat rekening debit atau akun e-wallet. Anda bisa membuatnya secara online atau datang langsung ke kantor sekuritas terdekat.
Saat ini sudah banyak perusahaan sekuritas yang menawarkan pembukaan akun dengan deposit awal hanya 100 ribu rupiah. Namun, pastikan sekuritas yang Anda pilih sudah terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kenali juga rekam jejak dari perusahaan sekuritas pilihan Anda, sehingga Anda bisa berinvestasi dengan aman dan terhindar dari investasi di perusahaan bodong.
2. Dapatkan Informasi terkait Investasi Saham dari Berbagai Sumber
Tentunya sebelum memulai berinvestasi Anda harus banyak mencari tahu dan membaca tentang instrumen investasi saham. Anda harus membekali diri Anda, setidaknya dengan ilmu dasar mengenai investasi saham. Supaya Anda tidak membeli kucing di dalam karung atau ikut-ikutan orang saja.
Mungkin Anda akan menemukan istilah-istilah teknis yang baru pertama kali Anda dengar. Namun, seiring membaca dan belajar nantinya Anda akan memahami arti dari istilah tersebut seperti capital gain dan dividen yang sebelumnya telah kita bahas.
Anda bisa mendapatkan sumber informasi yang terpercaya dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Anda bisa mengikuti kelas seminar saham yang diselenggarakan oleh BEI, perusahaan sekuritas, atau komunitas investor saham baik yang berbayar atau gratis. Anda juga bisa membaca buku-buku tentang investasi khususnya saham.
3. Jangan Sembarang Mengikuti tips Investasi Saham
Perlu diingat, dalam berinvestasi tidak dapat diprediksi akan 100% sukses atau gagal. Dengan banyaknya sumber informasi saat ini membuat investor pemula menjadi lebih sulit dalam memilah informasi yang ada. Pastikan Anda menjadi investor yang berkepala dingin dan dapat memilah informasi dengan baik.
Sadari bahwa nama besarpun tidak menjamin 100% validitas informasi yang diberikan. Pastikan Anda tidak menelan semua informasi mentah-mentah tanpa melakukan analisis mandiri terlebih dahulu.
Baca Juga: Apa itu Annual Report ? Serta Fungsinya Bagi Perusahaan
4. Tentukan Tujuan Investasi Anda
Menentukan tujuan investasi merupakan pondasi dari rencana investasi Anda kedepan. Sebelum mulai berinvestasi pastikan Anda sudah memiliki tujuan investasi yang jelas. Tujuan investasi yang umum biasanya seperti mempersiapkan dana pensiun, dana pendidikan, modal usaha, atau membeli kendaraan.
Dari tujuan investasi tersebut Anda menjadi tahu apakah investasi Anda merupakan jangka pendek, menengah, atau panjang. Perbedaan jangka waktu dalam berinvestasi bisa menjadi pertimbangan Anda nanti untuk memilih saham yang akan Anda beli. Namun, jika berinvestasi tentunya lebih disarankan dalam jangka panjang lebih dari lima tahun.
5. Pergunakan Dana Lebih atau Uang Dingin
Berinvestasi di instrumen saham tentunya memiliki risiko. Untuk mengantisipasi risiko tersebut Anda bisa menggunakan dana lebih atau uang dingin yang memang dialokasikan untuk berinvestasi. Berinvestasi dengan uang dingin tentunya membuat perasaan lebih tenang ketika kondisi saham atau portofolio kita sedang dalam kondisi yang tidak bagus.
Pastikan Anda tidak menggunakan uang makan apalagi sampai berhutang. Dengan menyisihkan uang untuk berinvestasi, secara tidak langsung kita membiasakan diri untuk bisa berhemat dan menabung. Anda bisa mulai menyisihkan 10% dari pendapatan setiap bulan untuk berinvestasi.
6. Jangan Tempatkan Seluruh Dana pada Satu Sektor yang Sama
Mungkin Anda pernah mendengar istilah “don’t put your eggs in one basket”. Istilah tersebut muncul sebagai ungkapan jika kita meletakan semua telur didalam satu keranjang dan keranjang tersebut terjatuh, maka besar kemungkinan semua telur akan pecah. Begitupun jika kita berinvestasi di instrumen saham hanya pada satu sektor.
Bagi pemula mungkin akan sedikit sulit untuk mendisversifikasi portofolionya. Tapi tenang, Anda bisa melakukannya perlahan sambil Anda terus belajar. Misal Anda mulai belajar dengan membeli saham disektor perbankan selama 3 bulan. Maka dibulan-bulan selanjutnya Anda bisa mulai mencari tahu dan belajar tentang kinerja saham-saham disektor lain.
7. Konsisten Alokasikan Dana Investasi dengan Orientasi Jangka Panjang
Seperti yang telah sedikit disinggung sebelumnya, Anda bisa memulai investasi dengan menyisihkan 10% dari pendapatan setiap bulan Anda. Pastikan Anda menyisihkan diawal ketika Anda baru menerima gaji Anda. Karena biasanya jika disisihkan diakhir sudah tidak ada lagi uang yang tersisa.
Sejak awal memulai investasi, Anda harus berkomitmen untuk bisa menyisihkan setiap bulannya dengan orientasi jangka panjang. Usahakan untuk terus meningkatkan uang yang Anda sisihkan di setiap bulannya. Idealnya Anda bisa menyisihkan sampai 30% dari pendapatan Anda.
Selalu ingat investasi tidak selalu menawarkan keuntungan. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya pengalaman dalam berinvestasi, Anda bisa meningkatkan alokasi dana investasi Anda.
Baca Juga: Tips Menabung Agar Cepat Terkumpul
8. Pertahankan Tujuan Investasi
Last but not least, mempertahankan tujuan investasi menjadi hal yang perlu dilakukan jika Anda sudah menentukan tujuan investasi Anda dan mulai menyisihkan pendapatan Anda untuk berinvestasi. Tidak mudah untuk mempertahankan tujuan investasi, karena ditengah jalan kerap kali kita tergoda dengan tabungan investasi kita sendiri.
Misal, Anda berkomitmen berinvestasi sebagai modal usaha 5 tahun kedepan. Setelah rutin menyisihkan setiap bulannya, pada tahun ke-3 Anda mendapat info tentang motor keluaran terbaru yang sangat Anda inginkan. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa menjadi alasan Anda untuk menarik uang investasi Anda.
Jadi, pastikan Anda mempertahankan tujuan investasi Anda hingga akhir.
Itulah 8 tips untuk mulai belajar investasi saham supaya semakin meningkatkan cuan sobat B’Nerz. Sebagai pemula kita harus pandai memilah informasi dan terus belajar supaya dapat meningkatkan cuan portofolio kita.