“Menunggu adalah hal yang paling membosankan”, mungkin hampir semua dari kita setuju dengan penggalan kalimat di awal tadi. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan bisnis pun tak bisa terpisahkan dari kegiatan “menunggu”. Dalam lingkup bisnis, waktu tunggu dikenal dengan istilah Lead Time. Penasaran dengan istilah “Lead Time” secara lebih mendalam? Yuk, simak penjelasan mengenai cara mempersingkat lead time dan implikasinya dalam bisnis.
Pengertian Lead Time
Lead time atau yang biasa dikenal dengan waktu tunggu merujuk pada jeda waktu yang terjadi di antara proses pemesanan hingga waktu dimana barang diterima. Konsep lead time tidak dipisahkan dari manajemen rantai pasok (supply chain management), terkhusus manajemen pengadaan (procurement management). Berbagai perusahaan berlomba untuk menerapkan berbagai strategi dalam rangka mempersingkat lead time yang dimilikinya.
Implikasi Mempersingkat Lead Time dalam Bisnis
Lead time yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dapat menjadi tolak ukur tingkat efisiensi kerja yang ada. Lead time yang panjang mengindikasikan sebuah pemborosan sumber daya perusahaan, begitu pula sebaliknya. Perusahaan perlu menaruh perhatian berkaitan dengan pentingnya lead time dalam keberjalanan sebuah bisnis. Mempersingkat lead time dapat meningkatkan produktivitas secara keseluruhan yang pada akhirnya dapat menghasilkan peningkatan pendapatan serta keuntungan. Semakin singkat lead time yang ada, semakin baik pula citra perusahaan di mata pelanggan.
Lead Time Mempengaruhi Persediaan
Bagi sebuah perusahaan yang melakukan penyimpanan persediaan, perusahaan kerap kali mengalami stockouts atau kehabisan persediaan. Terjadinya stockouts dapat menghambat sebuah proses produksi. Selain itu, stockouts dapat pula menjadi penyebab pemborosan biaya dalam sebuah perusahaan. Hal tersebut dikarenakan selama terjadinya kehabisan pasokan, para pekerja dan mesin produksi hanya duduk diam untuk beberapa waktu sedangkan perusahaan harus tetap melakukan pembayaran terhadap biaya overhead yang ada. Sebagian besar kelangkaan atau stockouts yang terjadi disebabkan oleh masa tunggu yang buruk diantara para pemasok.
Cara Mempersingkat Lead Time
1. Eliminasi kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah
Kemampuan mengidentifikasi dan memetakan kegiatan mana yang diperlukan atau tidak diperlukan menjadi tahapan penting yang harus dilakukan oleh perusahaan. Persiapkan daftar seluruh rangkaian aktivitas bisnis, pastikan untuk mempertahankan aktivitas yang memberi manfaat terhadap kualitas serta kuantitas dan eliminasi kegiatan yang tidak memberi nilai tambah pada produk.
2. Gunakan metode pengiriman yang efektif
Perusahaan juga dapat mempertimbangkan berbagai alternatif pilihan metode pengiriman. Terkadang ada perusahaan yang lebih memilih metode pengiriman yang lebih lambat dengan mempertimbangkan murahnya biaya namun akan berdampak pada lamanya lead time yang dimiliki. Pemilihan ekspedisi pengiriman yang baik akan mampu mempersingkat lead time meskipun ada tambahan biaya yang harus dikeluarkan.
3. Integrasi vertikal
Integrasi vertikal menjadi strategi perusahaan dalam memangkas biaya pengiriman sebuah produk. Integrasi tersebut memungkinkan perusahaan melakukan beberapa kegiatan dalam satu lokasi yang sama.
4. Pilih pemasok terpercaya
Memilih pemasok juga menjadi tahapan kunci pemegang peran penting dalam proses bisnis. Usahakan pilihlah pemasok yang memiliki kredibilitas tinggi. Bangun hubungan kerja yang baik antara perusahaan dengan pemasok yang mampu menyediakan barang sesuai dengan permintaan pasar. Konsistensi, kedisiplinan, dan prioritas pemasok dalam menyediakan serta mengirimkan barang menjadi pertimbangan utama dalam memilih pemasok.
5. Membangun gudang di lokasi yang strategis
Pemilihan lokasi gudang perlu mempertimbangkan banyak aspek, salah satunya adalah aspek strategisitas. Lokasi gudang yang strategis adalah gudang yang dekat dengan sumber bahan baku dan dekat dengan tempat produk dipasarkan. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya dapat mempersingkat lead time, tetapi pula dapat memangkas biaya transportasi pengiriman yang ada.
6. Otomatisasi proses
Seiring berkembangnya zaman, teknologi yang ada kini sudah semakin melaju pesat. Berbagai macam teknologi dapat diterapkan untuk menunjang kegiatan bisnis. selain mempercepat waktu pengerjaan, otomatisasi proses juga dapat meminimalisir kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan manusia. Salah satu contoh otomatisasi proses yang dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan perubahan metode pengadaan konvensional menjadi metode pengadaan berbasis elektronik (e-Procurement).
Perbedaan Lead Time dengan Cycle Time
Masyarakat umum kerap kali kebingungan dengan dua istilah, antara lead time dan cycle time. Seolah tampak serupa namun pada dasarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan tersendiri. Lantas, apakah perbedaan antara cycle time dan lead time ?
Baik lead time maupun cycle time keduanya memiliki sebuah kesamaan yaitu merupakan alat ukur yang digunakan untuk menghitung durasi dari proses awal hingga berakhir. Cycle time merupakan perhitungan waktu kegiatan dimulai hingga selesai, hanya berfokus pada kegiatan internal saja. Berbeda halnya dengan lead time dimana memperhitungkan keseluruhan waktu dimulai hingga selesai, yang berakhir dengan terpenuhinya permintaan pelanggan. Lead time meliputi keseluruhan kegiatan baik internal maupun eksternal perusahaan seperti proses pengiriman produk.