Dampak Polusi Udara pada Kesehatan & Produktivitas Karyawan
Polusi udara adalah salah satu hal yang dapat merugikan perusahaan Anda. Meskipun sangat berbahaya, namun sering kali diabaikan. Rata-rata karyawan yang bekerja di gedung-gedung besar atau ruang tertutup menghirup lebih banyak kontaminan berbahaya dibanding orang yang bekerja di luar ruangan. Banyaknya polutan udara dari luar dan dalam ruangan, membuat karyawan sakit dan tidak produktif.
Polusi di dalam ruangan seringkali tidak disadari dapat menggangu kesehatan. Pencemaran udaranya bahkan bisa dua hingga lima kali lebih kotor dibanding udara di luar. Jumlahnya bisa lebih tinggi pada bangunan komersial dan industri. Berbagai gejala akibat polusi udara dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Apa saja gejalanya ?
Gejala Akibat Paparan Polusi Udara di dalam Ruangan
Organisasi kesehatan dunia atau WHO memperkirakan kualitas udara yang buruk berkontribusi pada 4 juta kematian dini setiap tahunnya. Rumah sakit, sekolah, dan perkantoran adalah tempat-tempat yang paling terkena dampak buruk polusi udara. Paparan udara yang kotor dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
- Sakit kepala
- Mual
- Kelelahan
- Disorientasi
- Tenggorokan kering
- Sinus
- Kesulitan bernafas dan asma
- Iritasi mata dan hidung.
Polusi udara juga memperburuk penyakit pernapasan kronis dan meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti kanker paru-paru dan tenggorokan. Sirkulasi udara yang tidak lancar di dalam gedung membuat risiko penularan virus melalui udara lebih cepat dan masif.
Gejala-gejala tersebut dapat menurunkan produktivitas karyawan. Tidak seorangpun bisa bekerja maksimal ketika mengalami permasalahan pada sistem pernapasan. Lalu bagaimana dampaknya polusi udara bisa menyebabkan penurunan produktivitas karyawan ?
Pengaruh Polusi Udara pada Produktivitas Karyawan
Sebuah studi dari Harvard School of Public Health di berbagai negara mengenai dampak polusi udara terhadap produktivitas karyawan menyebutkan, ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi partikel polutan yang tinggi di udara dengan ventilasi buruk dan gangguan kerja kognitif. Beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi adalah kelembapan dan suhu udara.
Penelitian melibatkan 300 lebih pekerja untuk menjawab pertanyaan dan tes matematika pada ruang kerja yang sudah dimodifikasi. Setiap melakukan pengetesan, tingkat PM2.5 dan CO2 ditingkatkan hingga ambang batas tertentu. Dari hasil pengujian, dibuktikan bahwa karyawan banyak menjawab pertanyaan dengan salah dan punya waktu respon lebih lambat setiap kadar PM2.5 dan CO2 ditingkatkan.
Seiringnya meningkatnya konsentrasi PM2.5 dan CO2 di dalam udara, karyawan mengalami penurunan kinerja kognitif, penurunan aktivitas fisik, dan meningkatkan risiko terkena infeksi penyakit. Menurunnya kognitif dan fisik membuat berkurangnya waktu efektif dalam bekerja. Inilah yang membuat produktivitas bisnis Anda berkurang.
Mengapa Polusi Udara di Dalam Ruangan Lebih Buruk?
Di luar ruangan, udara dapat bersirkulasi dengan bebas. Jumlah udara bersih di luar juga tidak terbatas sehingga bisa menekan jumlah polutan yang dihirup. Berbeda dengan kondisi di dalam ruangan di mana sirkulasi udara terbatas. Kontaminan yang berjuang untuk keluar ruangan malah menumpuk dan bersirkulasi kembali ke seluruh ruangan.
Lingkungan kerja di dalam ruangan dipenuhi polutan udara, seperti: debu, asap, jamur, serbuk sari, tungau, bulu, dan senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Senyawa VOC terdapat di berbagai barang, seperti: cat, furnitur, produk pembersih, pengharum ruangan, dan lain sebagainya.
Beberapa faktor yang dapat memperburuk kondisi udara di dalam ruangan, contohnya adalah:
- Polusi Udara dari Luar Ruangan. Setiap orang akan terpapar polusi ketika keluar rumah. Polusi ini juga dapat masuk ke dalam ruangan dan mencemari udara di dalam yang sudah kotor. Inilah yang membuat udara di dalam ruangan bisa lebih berbahaya dibanding di luar.
- Ventilasi yang Tidak Memadai. Banyak gedung tidak memiliki jendela yang cukup. Untuk alasan keamanan, jendela ditutup rapat sehingga hanya cahaya yang bisa masuk. Untuk mengeluarkan udara kotor, gedung-gedung memanfaatkan mesin seperti pendingin ruangan. Sistem sirkulasi udara dan pendingin yang tidak dirawat akan menyebabkan kualitas udara di dalam ruangan semakin buruk.
- Aktivitas Fisik yang Rendah. Karyawan yang tidak banyak bergerak cenderung memiliki kualitas udara yang buruk karena tidak mendapat sirkulasi udara yang cukup. Akibatnya, udara terkontaminasi menumpuk di dalam ruangan dan tidak tersaring.
Cara Membersihkan Udara di Dalam Ruangan
Untuk membersihkan polusi udara di dalam ruangan, Anda bisa pasang Air Purifier yang sudah memiliki fitur filter HEPA. Filter ini bisa mengumpulkan 99.5% partikel kecil, seperti: debu, kotoran, serbuk sari, virus, dan bakteri. Kemampuan menyaring polutan hingga 0.07 mikron membuat udara di dalam ruangan bersih dan membuat karyawan Anda mudah bernapas.
Sebagai tambahan, Anda bisa menaruh tanaman khusus indoor di dalam kantor. Beberapa jenis tumbuhan, seperti: Sirih Gading, Lidah Mertua, Peace Lily, English Ivy, Pakis, dan Sri Rejeki bisa menyaring polusi udara di dalam ruangan. Tanaman juga bisa mengurangi kadar CO2 sehingga berdampak positif terhadap fungsi kognitif karyawan Anda.
Kemudian untuk antisipasi, Anda bisa pasang alat pengukur suhu dan kualitas udara. Gunakan termostat, monitor CO2, detektor karbon monoksida, dan monitor PM2.5 untuk mengetahui kondisi udara di dalam ruangan. Alat pengukur tersebut juga dapat memantau apakah peralatan pembersih udara Anda sudah bekerja optimal atau belum.
Sebagai pemilik usaha, Anda harus memprioritaskan kenyamanan dan kesehatan karyawan Anda. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang-orang yang menjadi aset untuk mendatangkan keuntungan. Perusahaan di semua jenis industri harus memperhatikan kualitas udara di dalam kantor. Peningkatan kualitas udara dapat memberikan perbedaan besar dalam jangka panjang. Jangan sampai polusi udara membuat bisnis Anda tidak lagi kompetitif di masa depan.
Leave a Reply