Semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) terus digelorakan banyak pihak, terutama untuk mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Tanah Air kian gesit menjalani digitalisasi bisnis, serta memperluas pasar ke sektor-sektor yang lebih besar. Termasuk UMKM Bali dan Nusa Tenggara (Nusra)
Seperti yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Provinsi Bali, Rabu (6/10/2021) kemarin, dalam program “Bali Jagadhita Culture Week”, yang salah satu mata acaranya adalah pengenalan serta pelatihan berjualan di platform e-commerce. Hadir sebagai salah satu narasumber, adalah Head of Merchant Acquisition Bhinneka.Com, Ronni Afriandy, yang memaparkan besarnya potensi ekonomi digital Indonesia di segmen business-to-business (B2B) berupa pengadaan perusahaan, maupun business-to-government (B2G) melalui Belanja Langsung (BeLa) Pengadaan di lingkungan instansi pemerintah.
Dalam sesinya, Ronni Afriandy menjelaskan beberapa aspek tentang e-commerce di luar ritel. Beberapa di antaranya terkait tren pengadaan barang dan jasa, serta ekspektasi ke depannya. Yakni:
Mudah, dan harus lebih mudah
Dalam konteks ini, pengadaan yang berlangsung terjadi dalam platform e-commerce. Prosesnya pun diharapkan bisa berjalan lebih mudah, lebih transparan, lebih efisien waktu dan tenaga, serta lebih memfasilitasi kebutuhan bisnis yang beragam. Tidak hanya itu, kemudahan di sini juga bisa dirasakan oleh para penyedia atau pelaku UMKM ketika melayani pesanan dalam jumlah atau volume lebih besar.
Kolaborasi tanpa batas
Kehadiran para pelaku UMKM di platform e-commerce juga termasuk salah satu bentuk kolaborasi. Terkhusus untuk pelaku UMKM dari Bali-Nusra yang didominasi perajin serta penyedia produk pangan lokal, kehadiran mereka di platform e-commerce memungkinkan konsumen dari seluruh Indonesia membeli produk-produk khas secara online. Tak hanya itu, beragam jasa dan layanan profesional juga bisa dipesan dengan mudah.
Perkembangan teknologi dan analisis lengkap
Baik para pengguna maupun penyedia di platform e-commerce, bisa memanfaatkan teknologi untuk mendapatkan laporan serta analisis yang tepat terkait pergerakan bisnis mereka. Bagi konsumen, teknologi ini menunjukkan angka penyerapan pengadaan, pilihan-pilihan terbaik dalam riwayat pengadaan, atau pun nilai efisiensi yang berhasil dicapai. Sedangkan bagi penyedia, panel bisa menunjukkan pertumbuhan permintaan, hingga perkiraan (forecast).
Kenormalan baru
Situasi pandemi mendorong banyak perubahan. Penerapan pengadaan secara online juga mendukung aspek keamanan dan kesehatan para penggunanya. Setelahnya pun, perubahan pola kerja yang telah terjadi tidak akan serta merta kembali ke masa-masa pra-2019.
Untuk informasi tentang mulai berjualan di platform Bhinneka.Com, bisa disimak di sini.
Sebagai informasi, seperti yang disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda dalam kesempatan sebelumnya, dari sejumlah pelaku UMKM Bali-Nusra yang disurvei, baru 11 persennya yang telah memanfaatkan e-commerce dalam negeri untuk mendongkrak pemasarannya. Realitas ini menunjukkan masih besarnya peluang penetrasi pasar produk khas Bali-Nusra secara online.