Facebook sebagai jejaring sosial yang populer tidak terlepas dari masalah berbagai masalah dan yang paling banyak ditemukan di Facebook adalah seringnya para penggunanya menggunakan untuk menyebar Hoax dan Spam dengan menggunakan user palsu. Facebook kabarnya telah menghadirkan fitur fact-checkingbeberapa waktu lalu yang memanfaatkan teknologi Machine Learning untuk mengatasi hal tersebut.
Cara kerja untuk mengatasi hal tersebut, Facebook akan memeriksa aktivitas posting pengguna yang akan mendeteksi berbagai postingan dari akun lainya, termasuk akun berita. Server Facebook menggunakan teknik OCR (Optical Character Recognition) yang memisahkan gambar dengan teks dari postingan pengguna dan membandingkan dengan basis data Facebook. Basis data Facebook berisikan informasi dari tim pencari fakta dengan dibantu 27 organisasi pihak ketiga dan mendukung hingga 17 bahasa. Walaupun dikenal akurat, namun metode ini belum mampu untuk mendeteksi gambar dan video yang berisikan informasi palsu.
Antonia Woodford, selaku Facebook Product Manager mengumumkan telah melakukan peningkatan kepada fitur fact-checkingmiliknya yang kini bisa mendeteksi gambar dan video. Dengan bantuan teknologi Machine Learning yang ditingkatkan, gambar dan video yang ada di postingan akan dipisahkan dari teks. Setelah itu akan disortir apabila termasuk kedalam ketiga kategori yakni berita kebohongan, di luar kontek dan klaim audio atau teks yang salah. Apabila masuk kedalam kategori ini maka akan segera dihapus.