Viky Sianipar adalah seorang musisi berdarah Batak kelahiran Jakarta, 26 Juni 1976. Aliran musik yang diusungnya terbilang jarang diminati orang, terlebih generasi muda. Ia memilih untuk berkarir sebagai musisi yang menekuni aliran World Music. World Music merupakan perpaduan antara musik etnik tradisional dan musik modern. Musisi dunia yang mengusung warna World Music antara lain Kitaro dan Sergio Mendez
Hastag: #NgobrolMusik
Waktu: Kamis, 9 April 2015
Jam: 11.30 – 13.00 WIB
Twitter:@VikySianipar & @BhinnekaCom
Pada tahun 2002 ia mengawali debutnya di jalur musik etnik. Kebetulan ia dipercaya menjadi music director di sebuah acara bertema peduli lingkungan yaitu ‘Save Lake Toba’ yang bertempat di Danau Toba, Sumatera Utara. Dari acara yang diselenggarakan MS Production itu ia mulai membuat konsep bagaimana agar lagu Batak dikemas dengan aransemen modern namun tanpa menghilangkan esensinya. Dari keterlibatannya dalam event tersebut, Viky kemudian merilis album solo perdananya yang berjudul ‘Toba Dream’.
Di balik semangatnya untuk terus mempopulerkan musik etnik khas Indonesia, Viky masih menyimpan keprihatinan. Pasalnya budaya Indonesia dinilainya tengah di ambang krisis. Ia bahkan khawatir seni musik tradisional akan mengalami kepunahan, terlebih dengan semakin gencarnya invasi musik Barat yang masuk lewat media elektronik. Secara tak langsung hal itu juga mempengaruhi tren musik domestik. Generasi muda sekarang banyak yang berpikiran kalau tidak mengikuti musik luar negeri berarti kampungan. Viky sebenarnya memaklumi kenapa musik etnik indonesia kurang menarik minat para generasi muda, karena umumnya musik tradisional itu bukan diciptakan untuk kepentingan hiburan melainkan untuk pelengkap ritual keagamaan dan lain sebagainya.
Maka untuk menarik generasi muda, Viky pun memasang strategi mengenalkan musik etnik dipadukan dengan aransemen yang kekinian tanpa menghilangkan makna dasarnya. Viky ingin menunjukkan bahwa musik tradisional Indonesia tidak kampungan, enak didengar oleh semua kalangan dan mampu menjadi musik yang mendunia. Meski membawa misi untuk terus melestarikan musik tradisional, ia tetap mempertahankan sisi komersial albumnya.