Samsung bukan merupakan perusahaan yang asing dengan produk wearable. Sebelumnya perusahaan ini telah memperkenalkan smartwatch Galaxy Gear pada tahun 2013 yang beroperasi dengan Android. Gear S2 dan Gear S2 Classic menghadirkan sejumlah lompatan baru dan menggunakan sistem operasi yang sama sekali berbeda disebut dengan Tizen, sehingga produsen ponsel asal Korea memperoleh dukungan dari mitra lain termasuk Intel.
Hardware dan desain
Gear S2 nampak seperti jam tangan tradisional, karena menggunakan desain wajah stainless steel membulat dan memiliki tubuh yang relatif lebih ramping. Sementara S2 Classic sesuai namanya terlihat lebih klasik dan perangkat ini yang memperoleh kesempatan untuk diuji coba.
Bezel rotasi yang dihiasi sedikit gerigi membuanya bisa diputar dengan lebih mudah. Ini menjadi fitur penting karena bezel memungkinkan kamu bisa menavigasi fungsi smartwatch.
Ukuran layarnya yang kecil membuat kegiatan sentuh dan geser menjadi pengalaman yang hampir tidak praktis, karena jari kamu kemungkinan menghalangi hampir semua yang muncul diwajah smartwatch. Produsen lain berupaya mengatasi masalah ini dengan mengandalkan sepenuhnya pada tombol seperti terlihat di Pebble atau menghadirkan kombonasi sentuhan dan input sekunder seperti pada Apple Watch.
Gear S2 Classic sebenarnya sangat mirip dengan S2, namung menghadirkan konsep lebih lanjut. Mahkota digitalnya menghadirkan berbagai menu seperti zooming dan bezel rotasi memberi kamu navigasi vertikal yang memungkinkan kamu memilih item serta beralih layar. Dua tombol lanjut disisi kanan menangani langkah kembali dan menuju layar Home.
Fitur
Gear S2 Classic dilengkapi semua fitur yang dibutuhkan pengguna smartwatch, mulai dari timer sederhana dan kalkulator untuk fitness tracker. Kamu dapat mengaktifkan fitur ini melalui asisten suara Samsung S-Voice. Input teks dapat dilakukan melalui keyboard kecil T9 atau menggunakan suara kamu.
Samsung sebelumnya membuat produk Wearable yang terikat dengan perangkat mereka sendiri, namun strategi yang sebenarnya kurang menguntungkan konsumen ini telah berubah. Smartwatch kini kompatibel dengan sebagian besar handset Android dari berbagai merk, tidak lagi bekerja eksklusif dengan perangkat Samsung.
Samsung memiliki aplikasi seperti Gear Manager dan S-Health sebagai jembatan penghubung antara smartwatch dan ponsel. Namun kabarnya ini belum kompatibel dengan iPhone. Karena semua fungsi smartphone berjalan pada software Samsung, semua menjadi terikat pada mereka. Sehingga Gear S2 Classic mampu memantau denyut jantung secara pasif dan semua data yang berguna berada di aplikasi S-Health.
Smartwatch pada dasarnya hadir untuk memberikan potongan informasi tanpa harus mengeluarkan ponsel dan Gear S2 Classc memberikan yang terbaik untuk alasan ini. Putar Bezel kekiri untuk melihat notifikasi yang ada dan putar kekanan untuk aplikasi. Satu-satunya masalah ialah getaran S2 yang agak lemah, karena getarannya hampir tidak terasa ketika muncul.
Layar bulatnya memiliki kapasitas 2013 pixel perinci, lebih rendah sekitar 20 piksel atau lebih dibanding Apple Watch. Namun layar menghasilkan warna brilian yang dipancarkan teknologi Super AMOLED yang membuat tampilan layar watch lebih hidup.
Kesimpulan
Gear S2 dan Gear S2 Classic memiliki kinerja yang cepat dan Tizen seperti membuat penggunaan sumber daya menjadi sangat ringan, sehingga baterainya mampu bertahan hingga dua setengah hingga tiga hari. Ini menjelaskan mengapa Samsung sangat bersemangat untuk terus berinvestasi pada Tizen. Sehingga Gear S2 merupakan pilihan tepat buat kamu yang sedang mencari Smartwatch yang segar, intuitif dan inovatif.