8 Tradisi Unik Imlek di Indonesia dan Maknanya
Imlek di Indonesia resmi dirayakan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2002 berdasarkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002. Sejak dirayakan secara nasional, banyak tradisi Imlek di Indonesia yang mulai dikenal masyarakat luas.
Berbagai macam tradisi Imlek khas di Indonesia membedakannya dengan tradisi Imlek di berbagai negara. Sampai saat ini, meski perkembangan zaman begitu pesat. Masih banyak keluarga yang masih menerapkan beberapa tradisi Imlek untuk melestarikan budaya. Apa saja tradisi unik Imlek di Indonesia ?
1. Bersih-Bersih Rumah
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, bersih-bersih rumah saat Imlek memiliki makna membuang segala macam keburukan dan kesialan. Tradisi ini biasanya dilakukan satu hari sebelum hari raya Imlek. Pada hari raya Imlek pantang untuk bersih-bersih rumah karena dipercaya dapat membuang keberuntungan.
Jika ingin membersihkan rumah saat Imlek tetap bisa dilakukan namun tidak boleh menyapu dari dalam ke luar rumah. Kalau mau menyapu harus dari luar ke dalam. Debu dan kotoran bisa disimpan dulu dan dibuang setelah lewat hari raya Imlek. Menyapu ke luar rumah bisa dianggap membuang rezeki yang mau masuk ke rumah.
Selain membersihkan rumah, masyarakat keturunan Tionghoa juga membersihkan klenteng. Membersihkan rumah jadi lebih mudah dengan vacuum cleaner, alat pel, sapu, dan lainnya. Jika rumah bersih, tamu yang datang saat Imlek juga pasti lebih nyaman. Beli peralatan rumah tangga terbaik di Bhinneka.
2. Dekorasi Rumah Serba Merah
Setelah membersihkan rumah, selanjutnya yang dilakukan adalah menghias rumah dengan dekorasi khas warna merah. Setiap pintu dan jendela dicat ulang agar lebih indah. Tidak lupa, berbagai macam kertas bertulis kalimat atau kata bijak ditempel di berbagai tempat. Warna merah sangat mendominasi karena dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kesejahteraan.
Selain dipercaya membawa hoki, warna merah dipercaya bisa mengusir Nian atau mahluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung. Nian dipercaya keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek tiba. Kemudian setelah selesai dekorasi rumah, tidak lupa berbagai macam makanan khas Imlek juga disajikan.
3. Memberi Angpau ke yang Belum Menikah
Angpau atau hongbao amplop berwarna merah yang berisi uang tunai. Angpau diberikan sebagai hadiah untuk menyambut tahun baru Imlek. Angpao memiliki makna pemberian rezeki. Warna merah angpau melambangkan kekuatan, kesejahteraan, dan hoki. Tradisi Imlek di Indonesia ini jadi momen yang paling ditunggu.
Angpau diberikan oleh anggota keluarga yang sudah berkeluarga. Yang menerima angpau adalah anak-anak atau orang yang belum menikah. Menariknya, orang dewasa yang belum menikah juga tetap mendapat angpau. Dalam kepercayaan Tionghoa, uang di dalam angpau tidak boleh mengandung angka 4 karena dianggap membawa sial. Dalam bahasa Mandarin, angka empat memiliki penyebutan yang sama dengan kata “mati.”
4. Berharap Hujan Datang
Di tengah masyarakat, ada kepercayaan bahwa hujan saat Imlek menandakan keberuntungan. Masyarakat Tionghoa sering mengharapkan hujan turun saat Imlek karena dianggap membawa rezeki yang banyak. Uniknya, tahun baru Imlek biasanya jatuh pada bulan Januari atau Februari. Di mana curah hujan mengalami peningkatan secara merata di seluruh wilayah Selatan Indonesia.
5. Pantang Makan Bubur
Bubur adalah salah satu jenis makanan yang biasa dimakan saat pagi hari. Namun, memakan bubur saat Imlek adalah hal yang tabu. Kenapa ? Masyarakat Tionghoa menganggap bahwa bubur adalah simbol kemiskinan. Mereka percaya kalau memakan bubur saat tahun baru Imlek akan membuat keberuntungan menjauh dan berganti jadi kesialan.
Untuk mengganti bubur, masyarakat keturunan Tionghoa menyajikan makanan pengganti sebagai simbol hoki, kesejahteraan, dan keharmonisan keluarga. Berbagai makanan yang dipercaya membawa keberuntungan sudah disajikan, seperti: kue keranjang, jeruk santang atau mandarin, mie goreng, dan lain sebagainya.
6. Pantang Makan Durian dan Salak
Saat Imlek, masyarakat Tionghoa di Indonesia pantang untuk makan durian dan salak. Buah-buahan dengan kulit kasar berduri ini jarang disajikan saat Imlek. Kedua jenis buah ini dianggap tabu karena menggambarkan hidup yang sulit.
Kulit buah yang tajam ini melambangkan kesialan, ketidakharmonisan, dan pertengkaran. Meskipun rasanya manis, namun keduanya tidak pernah disajikan saat Imlek. Karena saat Imlek, masyarakat Tionghoa hanya akan memakan sajian yang penuh dengan makna positif.
7. Dilarang Membalik Ikan
Ikan bandeng kukus adalah salah satu makanan khas Imlek. Tradisi Imlek di Indonesia yang cukup unik adalah kita dilarang mengambil daging ikan di bagian bawah. Jadi saat makan ikan, posisi ikan tidak boleh dibalik. Bagian bawah ikan harus disisakan untuk dimakan keesokan harinya. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa hal ini akan membawa surplus untuk tahun yang akan datang.
8. Menutup Rumah di Tengah Malam Imlek
Salah satu tradisi Imlek di Indonesia adalah melaksanakan sembayang kepada leluhur pada malam pergantian tahun. Karena harus berdoa, masyarakat Tionghoa akan menutup rumah atau pintu gerbang di atas jam 12 malam. Ritual sembahyang bisa dengan cara berziarah ke makam, atau sembahyang di rumah. Saat tengah malam, mereka berdoa sepanjang malam ke dewa rezeki.
Itulah 8 tradisi Imlek di Indonesia. Setiap negara punya tradisinya masing-masing saat merayakan tahun baru Imlek. Di Indonesia, selain ada beberapa tradisi unik ada juga hidangan khas Imlek yang tidak bisa ditemukan di banyak negara lainnya.
Leave a Reply